Politik Uang Jelang Malam Sampai Pagi di Pemilu Legeslatif 2009
Ibaratkan hari raya lebaran dimana orang-orang membagikan rejeki berupa uang kepada sanak saudara sebagai hadiah lebaran. Tapi kali ini berbeda, bukan hari raya tetapi hari pesta demokrasi di Indonesia juga diramaikan dengan pembagian uang. Bukan anak kecil lagi yang menerima uang layaknya hari raya lebaran, tetapi mulai dari orang yang berumur 17 tahun sampai usia lanjut. Jumlahnya pun tidak sedikit, mulai dari pecahan Rp. 20.000 s/d Rp. 50.000 yang maksudnya tidak lain tidak bukan agar mereka memilih salah satu calon legeslatif yang telah memberi uang. Sungguh miris pesta demokrasi Indonesia yang tercoreng oleh tingkah laku calon legeslatif yang meghalalkan segala cara agar dirinya terpilih. Pesta demokrasi yang seharusnya bisa dibanggakan kepada semua negara di dunia bahwa Indonesia mampu melaksanakan pemilu yang bersih aman dan jujur. Di sinilah benih-benih korupsi akan tumbuh, bagaimana tidak para calon legeslatif sudah banyak mengeluarkan uang dalam partisipasinya setidak-tidaknya mereka akan berfikir bagaimana cara untuk mengembalikan modal mereka. Dengan gaji sebagai dewan perwakilan rakyat belum tentu dapat mengembalikannya, cara buruk pun nantinya yang mereka pakai. Inilah Indonesiaku yang masih berisi penuh dengan orang-orang yang hanya mengharapkan Indonesia bisa memberikan mereka apa yang mereka mau tanpa memikirkan apa yang telah mereka berikan untuk Indonesia. Semoga di tahun depan dan pada generasi selanjutnya hal semacam ini akan musnah dan majulah Indonesia.